COVID-19 dan Golongan Darah

Hasil penelitian tidak menemukan hubungan antara golongan darah dan tingkat keparahan COVID-19.

Golongan darah tidak terkait dengan terjadinya gejala yang parah pada orang yang dites positif COVID-19, berdasarkan penelitian dari Universitas Kedokteran Harvard yang berbasis di Rumah Sakit Umum Massachusetts.

Munculnya COVID-19 di seluruh penjuru dunia membuat para ilmuwan berusaha keras untuk menemukan karakteristik yang dapat membuat individu lebih rentan terhadap virus, serta faktor resiko yang dapat meningkatkan keparahan dan perkembangannya. Analisis statistik menentukan efek independen dari golongan darah pada intubasi dan/atau kematian pasien yang terinfeksi ini. Tinjauan retrospektif besar-besaran menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara golongan darah dan memburuknya penyakit.

 

Para peneliti menemukan hasil, yang diterbitkan dalam Annals of Hematology: membantah penelitian sebelumnya yang menunjukkan korelasi antara golongan darah tertentu dengan COVID-19.

 

Namun, penelitian tersebut menemukan bahwa individu dengan golongan darah B dan AB yang Rhesus (Rh) positif lebih mungkin untuk positif COVID-19, sementara mereka yang bergolongan darah O cenderung tidak mudah positif COVID-19.

 

"Kami menunjukkan melalui studi multi-institusional bahwa tidak ada alasan untuk percaya bahwa golongan darah tertentu (ABO) akan menyebabkan peningkatan keparahan penyakit, yang kami definisikan sebagai intubasi atau menyebabkan kematian," kata peneliti senior Anahita Dua, asisten profesor peneliti Universitas Kedokteran Harvard. 

 

“Bukti ini akan membantu menghentikan penelitian sebelumnya tentang kemungkinan hubungan antara golongan darah A dan risiko yang lebih tinggi untuk infeksi dan kematian COVID-19,” kata Dua.

 


Ini telah menghasilkan banyak teori dan penelitian tentang hubungan antara COVID-19 dan golongan darah, yang seringkali menimbulkan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban.

 

Peneliti HMS dalam penelitian, mereka sendiri memanfaatkan basis data besar dari Registri Data Pasien Penelitian Mass General Brigham Health.

 

Populasi penelitian dilakukan terhadap 1.289 pasien dewasa yang bergejala dan positif COVID-19 dan golongan darahnya diambil dari 7.600 pasien bergejala di lima rumah sakit di wilayah Boston, yang  dirawat mulai tanggal 06 Maret hingga 16 April tahun 2020.

 

Tidak ada Hubungan COVID-19 dan Golongan Darah

 

 

"Peradangan adalah temuan yang sangat penting karena pemikiran ilmiah yang berlaku adalah bahwa COVID-19 mendatangkan malapetaka pada tubuh melalui peradangan sistemik, yang dapat menyebabkan morbiditas dan kematian," kata Dua. "Kami menemukan, bahwa penanda peradangan tetap sama pada pasien yang terinfeksi terlepas dari golongan darah mereka."

 


Temuan menarik dari penelitian ini adalah bahwa tampaknya ada kemungkinan lebih besar orang dengan golongan darah B dan AB yang Rhesus (Rh) positif dites positif terkena virus. Bahkan bukti yang lebih kuat dikumpulkan oleh tim bahwa Ketika melakukan tes pada orang dengan gejala yang golongan darah O cenderung tidak positif.

“Temuan ini perlu dieksplorasi lebih lanjut untuk menentukan apakah ada sesuatu yang melekat pada golongan darah ini yang berpotensi memberikan perlindungan atau menyebabkan risiko pada individu,” kata Dua.

 

Untuk saat ini, para peneliti yakin bahwa temuan utama mereka bahwa golongan darah ABO tidak boleh dilakukan prognostic (prediksi)  pada pasien yang tertular COVID-19; Hasil penelitian ini juga akan membantu menyanggah rumor yang tidak berdasar secara klinis dan misinformasi  mudah ditemukan  di tengah-tengah pandemi ini.

Diterjemah oleh: Hiron

Sumber asli : https://hms.harvard.edu/

Comments