Renungan Harian: Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit” (Luk 5: 31b)

 Bapak ibu saurada/I yang terkasih dalam Tuhan,

Selamat pagi/siang/malam, 

Mari kita membuka hati untuk membaca dan merenungkan Bacaan Injil hari ini.

 

Bacaan Injil Hari ini, diambil dari Injil Lukas Bab 5 : ayat 27 – ayat 32


Kemudian, ketika Yesus pergi ke luar, Ia melihat seorang pemungut cukai, yang bernama Lewi, sedang duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya: “Ikutlah Aku!” Maka berdirilah Lewi dan meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Dia. Dan Lewi mengadakan suatu perjamuan besar untuk Dia di rumahnya dan sejumlah besar pemungut cukai dan orang-orang lain turut makan bersama-sama dengan Dia. Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat bersungut-sungut kepada murid-murid Yesus, katanya: “Mengapa kamu makan dan minum bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” Lalu jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat.”

Demikianlah Injil Tuhan.


Renungan Hari ini


Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit” (Luk 5: 31b) 

Masih terngiang di dalam benak kita tentang situasi pandemi Covid-19 yang terjadi pada tahun 2019-2020. Dampak yang ditimbulkannya pun masih dirasakan hingga saat ini. Pada saat situasi pandemi tersebut, usaha untuk menjaga pola hidup sehat menjadi sebuah keharusan. Bahkan banyak negara berlomba-lomba dalam usaha menemukan vaksin Covid-19 agar dapat menyelamatkan jutaan jiwa manusia. Ketika dunia dilanda ketakutan akan sebuah pandemi, setiap orang mulai berpikir tentang arti hidup sehat. 

Pesan Yesus melalui penginjil Lukas menjadi sangat jelas bahwa Ia datang sebagai tabib bagi mereka yang sakit. Ukuran badan yang sehat dapat dilihat dari tingkat kebugaran, tidak menderita penyakit dll. Namun bagaimana melihat tingkat kesehatan jiwa kita? Setiap dari kita tentu mengalami kondisi batin yang berbeda-beda. Mungkin saja kita sedang dilanda dengan persoalan, pergulatan, luka batin, depresi dan dosa. Itulah tanda kita memerlukan bantuan Tuhan untuk menyembuhkan jiwa kita. 

Seperti halnya jika kita ingin sembuh secara fisik harus datang kepada dokter, maka jika kita hendak dipulihkan dari penyakit yang mengerogoti kebahagiaan batin haruslah datang kepada Yesus dengan semangat pertobatan dan keterbukaan hati. 

Marilah kita merenung sejenak, penyakit apa yang perlu disembuhkan oleh Yesus dalam diri kita? 

Comments