- Get link
- Other Apps
- Get link
- Other Apps
Oleh:
Anonimous Kocak
Buatmu yang nun jauh di sana..
Ingin kurangkai kata atas rasa yang pernah ada
Rasa cinta yang pernah bersemi diantara kita.
Mengawali agustus getaran cinta berdetak kencang membangunkan sukma jiwa yang tertidur saat itu
Menatap senyuman manis bibirmu, hatiku seakan tersengat tegangan listrik
Ayu parasmu menghalangi seluruh pandanganku akan indahnya panorama sekitarnya
Lekuk tubuhmu bak penari bali yang menggerakan hati untuk memilikimu
Sejenak tertegun anganku bergejolak ingin memilikimu seutuhnya
Tak sengaja kamupun berada tepat dihadapanku
Saat itu kitapun berjabatan tangan dan saling melempar senyuman
Singkat cerita perkenalan tak bisa diredam
Dibawah teriknya sang Mentari kita berbagi cerita
Lama kita bercengerama dalam cerita-cerita indah hari itu
Hingga tak sengaja, senja pun menjemput sang Mentari Kembali ke peraduan
Kita pun berpisah !!!
Hari demi hari berlalu kedekatan terus terajut
Ketika dering telpon dan suara indahmu mengatakan “kak, tolong antar aku dong!”
Semangatku menggebu untuk mengantar dan menjemputmu.
Dibalik rutinitas itu, Bahagia terasa dalam dada ini karena selalu berada dekat dirimu.
Terkadang ingin aku mengungkapkan rasa yang menggema dalam dada
Namun tak mampu terucap lantaran bibir ini berat mengutarakannya.
Tiba suatu Ketika
Dibawah terang rembulan yang dihiasi berjuta bintang
Disebuah taman ibukota dengan keriuhan suara para remaja
Tanganmu kugenggam erat-erat, sembari mengatakan “Maukah kamu menjadi pacarku?”
Suara syahduku mengutarakan rasa yang telah terpupuk lama.
Tak disangka lembut suaramu menjawab “Iy kak, aku mau menjadi pacarmu!”
Mendengar jawaban tulus penuh makna itu, hatiku sangat Bahagia.
Akhirnya harapanku untuk memilikimu tercapailah malam itu.
Hari berganti hari hubungan kita semakin erat
Terkadang kita lupa waktu dan terhanyut dalam gelora asmara
Mungkin Tuhan pun marah atas segala romantika yang tiada batas
Namun apalah daya kita hanyalah sosok berdaging rapuh yang tak mampu membendung Hasrat dan godaan dunia
Medio desember
Ingin rasanya cinta itu terus bersemi hari demi hari
Namun apalah daya kini kuterlampau jauh darimu
Kabut putih mengarahkan pikiran dan pilihanku pada jalan yang kini kutempuh
Hubungan kita harus tertambat
Maafkan aku yang telah membuatmu terkatung-katung melangkah
Cacian dan segala ungkapan rasa sakitmu aku terima dengan hati lapang
Mungkin ini adalah sebuah karma akan perbuatan kita yang telah melawati batas kewajaran
Say good bye buatmu yang pernah ada dalam memori cintaku…
“Jika pertemuan adalah awal dari perpisahan maka perpisahan kita adalah awal dari keindahan demi hidup selanjut”
Buatmu yang nun jauh di sana..
Ingin kurangkai kata atas rasa yang pernah ada
Rasa cinta yang pernah bersemi diantara kita.
Mengawali agustus getaran cinta berdetak kencang membangunkan sukma jiwa yang tertidur saat itu
Menatap senyuman manis bibirmu, hatiku seakan tersengat tegangan listrik
Ayu parasmu menghalangi seluruh pandanganku akan indahnya panorama sekitarnya
Lekuk tubuhmu bak penari bali yang menggerakan hati untuk memilikimu
Sejenak tertegun anganku bergejolak ingin memilikimu seutuhnya
Tak sengaja kamupun berada tepat dihadapanku
Saat itu kitapun berjabatan tangan dan saling melempar senyuman
Singkat cerita perkenalan tak bisa diredam
Dibawah teriknya sang Mentari kita berbagi cerita
Lama kita bercengerama dalam cerita-cerita indah hari itu
Hingga tak sengaja, senja pun menjemput sang Mentari Kembali ke peraduan
Kita pun berpisah !!!
Hari demi hari berlalu kedekatan terus terajut
Ketika dering telpon dan suara indahmu mengatakan “kak, tolong antar aku dong!”
Semangatku menggebu untuk mengantar dan menjemputmu.
Dibalik rutinitas itu, Bahagia terasa dalam dada ini karena selalu berada dekat dirimu.
Terkadang ingin aku mengungkapkan rasa yang menggema dalam dada
Namun tak mampu terucap lantaran bibir ini berat mengutarakannya.
Tiba suatu Ketika
Dibawah terang rembulan yang dihiasi berjuta bintang
Disebuah taman kota dengan keriuhan suara para remaja
Kugenggam erat tanganmu, sembari mengatakan “Maukah kamu menjadi pacarku?”
Suara syahduku mengutarakan rasa yang telah terpupuk lama.
Tak disangka lembut suaramu menjawab “Iy kak, aku mau menjadi pacarmu!”
Mendengar jawaban tulus penuh makna itu, hatiku sangat Bahagia.
Akhirnya harapanku untuk memilikimu tercapailah malam itu.
Hari berganti hari hubungan kita semakin erat
Terkadang kita lupa waktu dan terhanyut dalam gelora asmara
Mungkin Tuhan pun marah atas segala romantika yang tiada batas
Namun apalah daya kita hanyalah sosok berdaging rapuh yang tak mampu membendung Hasrat dan godaan dunia
Di Medio desember
Ingin rasanya cinta itu terus bersemi hari demi hari
Namun apalah daya kini kuterlampau jauh darimu
Kabut putih mengarahkan pikiran dan pilihanku pada jalan yang kini kutempuh
Hubungan kita harus tertambat
Maafkan aku yang telah membuatmu terkatung-katung melangkah
Cacian dan segala ungkapan rasa sakitmu aku terima dengan hati lapang
Mungkin ini adalah sebuah karma akan perbuatan kita yang telah melawati batas kewajaran
Say good bye buatmu yang pernah ada dalam memori cintaku…
“Jika pertemuan adalah awal dari perpisahan maka perpisahan kita adalah awal dari keindahan demi hidup selanjut”
Comments
Post a Comment