Kisah Sedih Tanah Kelahiranku

<http://floresnusaku.blogspot.com>Masa kecilku suasana kampung Romba sangat indah untuk dinikmati. Kini tanah Romba penuh berjuta keegoisan. Permusuhan menjalar ke mana-mana. 
Sebuah perkampungan kecil yang jauh dari ibukota Nagekeo itu, masyarakatnya telah berubah paradigmanya. Budaya Gotong Royong yang merupakan warisan berharga telah pupus ditelan hawa nafsu segelintir para pencari jati diri.
Setiap generasi muda telah kehilangan karakteristik pribadinya. Para tetuah telah mewariskan sebuah asumsi keliru. Asumsi egois serta lupa diri. Sebagai seorang penyambung estafet haruslah berpikir realistis, kritis serta mengakui jati dirinya. Sering orang mencibir bibir dengan situasi dan kondisi yang terjadi di tanah Romba. Suasana ini Sangatlah disayangkan dan patut diperbaharui kembali menuju sebuah peradaban baru dengan kebiasaan dan budaya yang telah diwariskan nenek moyang kita. Mungkin sebagian orang tertawa (selain orang Romba) akan sirna dan buyarnya kebiasaan lama; kebiasaan baik yang pernah ada. 
Sebagai Putera Romba saya terpaksa mengulas sedikit pemikiiran lewat tulisan ini. Teringat dulu saat menghabiskan masa kecil bersama teman-teman sejawat di tanah Romba tercinta. Saat yang tidak pernah terlupakan selama hidup. Bermain bersama, bekerja bersama, suka bersama dan ataupun duka bersama. Bila Purnama tiba, riuh suasana di halaman besar segerombolan orang berlari hadang menghadang (baca: bermain hadang). Secara terpisah orang lain menabur gong gendang. Bunyi seruling mengiang setiap insan yang mendengar. 
Saat itu selalu dan sering terbayang hingga kini merdunya suara seruling yang ditiup duo kakak beradik (Abang Tinus Woi'i & Abang P. Flory, OCD). Suara seruling mereka sering menjadi bahan refleksiku kala itu bila sedang mendapat ocehan. Terkadang air mata berderai mendengarnya.
Kapan lagi kita memadu kebersamaan sebagai saudara.??  
Wahai segenap insan putera-puteri Romba, kapan anak cucu kita akan merasakan suasana seperti itu lagi???
Suasana yang tidak bisa direkayasa dengan teknologi apapun. 
Suasana yang benar-benar datang dari lubuk hati yang paling dalam. 
Suasana yang diwariskan semenjak tanah Romba ada.
Suasana yang bangkit karena kesadaran setiap insan dimasa itu.
Mari kita bergandeng tangan membangun kembali persaudaraan yang tercerai berai. 
Saya percaya akan cinta yang ada dalam setiap dada insan tanah Romba.
Tinggalkan rasa ego 
Tinggalkan rasa dengki
Tinggalkan rasa dendam
Mari kembali membangun tanah Romba tercinta
Demi anak cucu kita kelak.
Tergugalah semua para generasi muda untuk kembali menata tanah Romba seperti dulu.
Sebelum mengakhiri goresan ini izinkan saya menggunakan sedikit pepatah yang selalu ada dan menjadi motivasi saya:

"SADA HA GO'O DEKO HA BHOKO MAI KITA MESE SI NE'E DERA WA SI NE'E AE"
"MA'E TUSU TOKO SUMBU ROGE TOKO MOKE"

Comments