Cinta tak selamanya memiliki (catatan akan dia yang yang pernah ada dalam angan)

Tulisan ini buatmu yang ada sempat ada dalam anganku. Hanya sedikit fiksi untuk menjaga privasi. Semoga engkau selalu bahagia di sana. 
Selamat membaca...! 

Cantiknya menawan memberi sejuta rasa dalam dadaku. Lama aku terpana akan wajah di seberang sana. Diatas tumpukan bata di teras rumahnya. 
Siapa sih gadis itu? Gumamku dalam hati.
Bisakah aku berkenalan dengannya? Otakku terus berkecamuk akan sejuta pertanyaan akibat dia.

Inginnya kuhampiri gadis itu tapi rasa canggung karena orang baru membuat aku menghentikan langkah ini. 
Senja datang menghantar sang surya menuju peraduan membuat gadis itu meninggalkan tumpukan bata. 
Aku terus memandangnya hingga langkah terakhir menuju pintu rumahnya. 
Rembulan kini datang dan aku terpaku di depan tv. 

Tak ingin aku mengusik lamunanku akan dia tapi ada sinetron favorit Saat itu di salah satu channel yang mengusir rasa akan penasaran akan gadis belia yang sempat tertangkap mata sore tadi. 
Kaget aku ketika suara lembut menyapa. 
Selamat malam abang..! Suara lembut dari balik pintu. 
Malam juga, Silahkan masuk..! Sahutku sambil mata terus menatap adegan sinetron yang lagi tayang tanpa memandang siapakah yang datang. 
Ma kasih bang..! Sela suara itu. 
Ketika iklan aku berpaling ke belakang dan ternyata sosok gadis yang mengganggu pikiranku tepat ada di belakangku. 
Lama aku menatap karena terperangkap akan paras manisnya. 
Apa-apaan ini?  Hatiku berkicau sambil kembali aku melihat layar tv. Lama kami berdiam membisu tanpa kata. 
Entah kenapa, aku pun tak tahu. 
Mungkin karena sinetron yang menghipnotis semua pemirsa sehingga kami pun masing-masing diam. 
Tibalah waktu yang tepat, sinetron selesai. 
Permisi bang, aku pamit ya..!  Gadis itu memecahkan lamunanku. 
Sontak aku langsung sigap berdiri dan melangkah mendekatinya. 
Perlahan tanganku terulur meminta kenalan. 
Boleh kenalan gak?  Aku mencoba membuka perkenalan. 
Boleh bang.! Sahutnya Dengan tangan kanannya menerima tangan kananku. 
Kami pun berjabatan.
Roy..! Aku memulai sambil tangannya kugenggam erat.
Ria..! Gadis itu menjawab dengan nada sayup. 
Senyum malunya menampakan manisnya sebuah senyuman dari seorang gadis yang mampu memukau setiap insan lelaki termasuk aku. 
Lama kami bercerita hingga tanpa disadari waktu telah larut malam. 
Aku pun mengantarnya pulang ke rumahnya. 
Syukurlah rumah berdempetan jadi gak cape ngantarnya. Hehehe maklum aku agak malas jalan. 
Selamat beristirahat ya..! Aku bergeming dari belakangnya saat langkahnya tepat di depan pintu rumahnya. 
Selamat beristrahat juga bang...! Jawabnya. 
Aku pulang dengan hati yabg sudah sedikit terobati akan rasa penasaran. 
Lamunan akan wajah Ria, sirna seketika saat raga fana menuju peraduan malam di matras kamar tamu. 
Detak jam dinding mengagetkan aku pertanda sang surya telah datang dan setiap insan bersiap melakukan aktivitas harian. Karena libur, aktivitasnya aku pun gak terjadwal tapi tetap harus bangun. 
Dengan mata masih kantuk aku melangkah menuju kamar kecil.
Aku ingin banget kembali bercerita dengan sang gadia pujaan namun aku tak tahu Ria sedang ngapain. Sengaja aku nongkrong diteras rumah agar dapat melihat paras cantik Ria. 
Tanpa sengaja Ria lewat didepan rumahnya. Entah ke mana aku tak tahu. 
Tanpa canggung aku memanggilnya. 
Ria...! Panggilku
Ia berpaling dan menebar senyum khasnya. Aku langsung menghampirinya.  
Mau ke mana? Tanyaku
Ke warung bang...! Jawabnya
Aku temani ya..! Sambungku
Boleh bang...! Sahutnya
Kami akhirnya sama-sama ke warung tujuan Ria. 
Dalam perjalanan kami kembali bercerita banyak. 
Dan ternyata Sekolah Ria juga sedang liburan. Sebagai seorang lelaki yang beranjak dewasa dan sudah mengenal rasa cinta; aku benar-benar terpesona. Saat itu aku tak tahu apakah itu namanya cinta.  
Maklum baru masuk masa puber. Wkwkwkw
Hingga pulang dari warung aku hanya fokus melihat dan mendengar ceritanya. Aku tak ingin menyela banyak apa yang ia ceritakan. Selain itu aku juga hanya ingin mendengar suara sayupnya dan memandang paras cantiknya. 
Aku mengantarnya hingga ke rumahnya. 
Ria aku pamit ya...! Soalnya sudah waktunya kami harus kembali ke asrama..! Aku berpamitan sambil memandangnya
Iy bang,  hati-hati di jalan ya...! Jawabnya
Aku melangkah ke rumah dan langsung bersiap kembali ke asrama. 
Singkat cerita hanya sehari pertemuan kami terjadi namun kesannya terus terngiang selama aku berada di asrama. 
Lama kami tidak berjumpa hingga aku tamat SMA. wajah cantik Ria masih sering terngiang dalam ingatan. Ingin rasanya aku selalu ada disampingnya. Rasa itu terus ada hingga bertahun-tahun lamanya. 
Hingga suatu waktu  yang tidak disengaja, kami kembali dipertemukan dalam auasana yang berbeda. 
Selamat siang bang...! Suara lembut yang telah lama tidak pernah kudengar datang dari sampingku. 
Siang juga...! sambil aku berpaling melihat kearah datangnya suara itu. 
Rasa kaget bercampur senang seketika muncul saat mata ini menangkap sumber suara itu. 
Dia adalah Ria yang sudah lama aku tak jumpa. 
Ingin rasanya kupeluk sosok didepanku itu tapi tak bisa. 
Ingin aku kecup keningnya tapi tetap tak bisa. 
Ingin aku ungkapkan rasa cinta tapi itu tidak mungkin. 
Ingin aku bercerita lama bersamanya tapi itupun tak bisa. 
Semua hanya bisa menatap dan berjabatan tangan. 
Dia yang telah lama ada dalam ingatan..
Dia yang telah lama selalu menjadi penyemangat.. 
Dia yang telah lama aku nantikan... 
Kini hadir dengan sosok yang lebih menawan...
Kini hadir dengan penuh keibuan... 
Kini hadir dengan busana yang menakjubkan... 
Kini hadir sebagai seorang biarawati. 
Aku kecewa tapi tak mau mengecewakannya... 
Aku sakit tapi tak mau menyakitinya.. 
Aku hilang harapan tapi aku tak mau membuatnya putus asa.. 
Kini aku sadar Ria bukan untuk aku tapi untuk semua orang...
Kini hanya bisa kudoakan agar Kamu tetap setia dengan panggilan mulia yang telah dipilihnya. 



Comments