Pengaruh Psikologi terhadap kekebalan tubuh penderita Suspect Covid-19 (Catatan Kecil atas Pengalaman yang saya hadapi)

Melalui tulisan ini, inginku membagikan pengalaman akan peristiwa pandemi covid-19.

Istriku sejak awal Maret 2020 (baca: awal. pandemi Covid-19) sudah bekerja sebagai perawat pada ruangan Covid-19. Sejak awal merawat pasien Covid, kami tidak pernah terdampak dengan Virus tersebut hingga pada tanggal 14 Januari 2021. 

Trinitas

Pada tanggal 14 Januari 2021, seperti biasanya aku berangkat kerja. Ketika tiba di tempat kerja; handphoneku tiba-tiba berdering. Terpampang jelas dilayar handphone kontak Istriku yang saat itu sedang di rumah karena lagi cuti bekerja. Sepintas saya mengangkat telepon dan ia hanya memintaku untuk pulang ke rumah. Kebingungan dan bertanya mengapa harus ia menyuruhku pulang. Singkat, padat dan jelas, ia mengatakan"saya Positif..!!". 

Bagi setiap orang yang belum mengalami (baca: terdampak virus Covid-19) pasti akan kaget dan panik. Hal tersebut tidak bagiku. Mengapa setelah mendengar informasi darinya, tidak ada perasaan kaget ataupun panik? Tentu itu semua karena pengalaman yang panjang (sejak maret 2020 hingga kini) yang menguatkan mentalku. Saat itupun Aku mencoba menguatkannya melalui sambungan telepon untuk tetap tenang dan istrahat yang cukup. Setelah menutup telepon aku tetap bekerja seperti biasa dan mulai menerapkan sosial distance dengan teman-teman kerja.

Sedikit flashback; Berbeda halnya dulu (Awal pandemi Virus Covid-19), tepatnya pada tanggal 23 maret 2020 jam 21.45; kepanikanku tidak terbendung ketika mendengar informasi dari istriku (via Whatsapp) bahwa ruangan mereka dijadikan ruangan rawat pasien Covid-19. 

Bukti Whatsapp

Kepanikan tersebut membuatku tidak tidur hingga pagi. Bukan hanya itu tetapi juga membuat badanku menjadi sakit seluruhnya. Sakit yang dialami seperti yang orang ceritakan (dari berbagai media sosial) tentang ciri-ciri orang positif Virus covid-19 (sakit kepala, Tenggorokan sakit dan lain-lain). Apa yang aku rasakan tidak pernah kuceritakan kepadanya karena pasti akan menambah beban psikologinya. Hal itu terus aku rasakan selama lebih kurang satu minggu.

Setelah seminggu berjalan, aku mulai merasa bingung dan bertanya dalam hati; Mengapa hanya dengan mendengar kabar, rasa sakit itu langsung muncul? Mungkin pembaca sekalian merasa seperti lebay tapi hal itu benar terjadi pada diriku. Aku mulai mencoba untuk mengalihkan semua isu dan berita tentang Covid-19 dengan cara untuk tidak menonton dan atau membaca berita tentang semua yang berkaitan dengan covid-19. Langkah yang kulakukan adalah tidak pernah menyalakan TV. Alhasil perlahan-lahan keadaan pulih seperti biasa hingga saat ini.

Setiap hari selalu ada canda dan tindakan-tindakan konyol yang kulakukan untuk menghiburnya yang sedang berusaha merawat pasien covid-19. Hal yang aku lakukan itu ternyata membuat kami bisa bertahan dan tidak terdampak. Hingga waktu yang tepat dimana kami matang secara psikologi, istriku baru dinyatakan "Positif". Hal yang mengherankan adalah kami hidup sekamar sebagai suami istri tapi hasil SWAB PCR aku tertanggal 15 Januari 2021 dinyatakan "Negatif". 

Pada kasus ini, barulah aku benar-benar optimis bahwa psikologi ternyata sangat mempengaruhi imunitas. Bukan hanya aspek psikologis tetapi stamina sangat mempengaruhi ketahan terhadap virus Covid-19. 

Berangkat dari kasus yang kami alami ini, ada sebuah pelajaran penting yang harus diketahui pembaca sekalian dimana saja berada. Point penting yang harus dilakukan adalah berusaha untuk tidak memikirkan virus Covid-19 itu sendiri. Untuk itu jangan mendengar dan atau membaca semua berita Covid-19. Selain itu mencari hiburan agar hari-hari tetap gembira. Kegembiraan itu erat kaitan dengan imunitas dan sel-sel dalam tubuh yang mempengaruhi kekebalan tubuh kita sendiri (kalau tidak salah ada penelitian loh). Selain itu jangan lupa berdoa mohon kekuatan kepada sang Pencipta.

Sampai sini dulu uraian singkat pengalaman pribadi menyikapi pandemi Covid-19. 


#staysafe #keepspirit #jagajarak #cucitangan #pakaimasker




Comments

Post a Comment