Sapa pagi dari SENDAL SERIBU
Salam dan doaku dari Pastoran Lekebai-KUM: RD. Yulius Heribertus, Pr.
Setetes Embun Sabda Allah Selalu Memberi Inspirasi Baru
 Sabtu, 23 Maret 2019
Pekan Prapaskah II.
Mik 7:14-15.18-20 & Luk 15:1-3.11-23

👥📖👥📖👥📖👥📖👥📖👥📖👥
Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasa datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia.
Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya, "Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka."
Maka Yesus menyampaikan perumpamaan ini kepada mereka, "Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. Kata yang bungsu kepada ayahnya, "Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku."
Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka. Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya. Setelah dihabiskannya harta miliknya, timbullah bencana kelaparan di negeri itu 
dan ia pun mulai melarat. Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. 
Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babi. Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorang pun yang memberikannya kepadanya.
Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: "Betapa banyak orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap Bapa; aku tidak layak lagi disebutkan anak Bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa."
Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihat dia, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayah itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.
Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap Bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak Bapa. Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya, "Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, dan pakaikanlah kepadanya;
kenakanlah cincin pada jarinya, dan sepatu pada kakinya. Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali,  ia telah hilang dan didapat kembali." Maka mulailah mereka bersukaria.
Tetapi anaknya yang sulung sedang berada di ladang. Ketika ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian. Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semuanya itu.
Jawab hamba itu, "Adikmu telah kembali, dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatnya kembali anak itu dengan selamat."
Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia. Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya, "Telah bertahun-tahun aku melayani Bapa dan belum pernah aku melanggar perintah Bapa, tetapi kepadaku  belum pernah Bapa memberikan seekor anak kambing pun untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku. Tetapi baru saja datang anak Bapa yang telah memboroskan harta kekayaan Bapa bersama dengan pelacur-pelacur, maka Bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia."
Kata ayahnya kepadanya, "Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu.
Kita patut bersukacita dan bergembira  karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali."

Demikianlah Sabda Tuhan.                                                                                                                    
Tobat Sejati: Pendosa yang di Kasihi Allah
👥📖👥📖👥📖👥 👥📖👥📖👥📖
Sebagai orang beriman kita adalah manusia pendosa. Pendosa yang di kasihi Allah. Allah kita ialah Allah yang menghapuskan kesalahan kita, mengampuni kita dan melemparkan kesalahan kita ke tubir laut.  Menyadari Akan segala kekurangan, kelemahan dan kesalahan merupakan pertobatan yang sejati. Pengalaman si bungsu dalam bacaan hari ini mrupakan contoh atau menampilkan pertobatan sejati. Pertobatan sejati dari si bungsu iti menyangkut kesadaran dan tindakan. Ia dgn bebas memilih untuk pergi dari rumahnya dan bapanya tapi di dengan kesadaran dia tahu tindakan itu kurang baik akhirnya dia juga dgn bebas dan sadad untuk kembali ke bapanya walaupun dia telah menghabiskan harta kekayaannya. Dengan kasih bapanya kembali merangkul karna bapanya sadar bahwa anaknya bukan seorang upahan tp sebagai anak yg di cintainya.
Kita adalah orang berdosa, serupa dengan si bungsu yang menjauh dari rumahnya dan hidup dalam kenikmatan duniawi. Kita kebanyakan sadar akan tindakan kita tapi tidak memulai untuk langkah kembali. Pertobatan kita belum sampai pada tindakan yang sejati tapi hnya sebatas kesadaran bahwa kita adalah orang berdosa. Belajar dari sibungsu dan dari bapannya si bungsu. Pertobatan sejati hendaknya kita harus miliki dan hayati dalam masa prapaskah ini dgn doa, puasa dan amal kasih. Sebab Allah bapa kita adalah Tuhan yg penuh kasih yang selalu mau menerina setiap pendosa yg mau bertobat.

Dio ti Benedica
👥📖👥📖👥📖👥📖👥📖👥📖👥📖
Servire Dio Con Amore e Gioia
Melayani Allah dengan Cinta dan Sukacita    Selamat Pagi

Comments